style="font-family: Arial; font-size:20px; color:#00FF66;" " UKM BANJARI ASADUL FATAA UNIM MOJOKERTO ": 2017

Jumat, 09 Juni 2017

Butanya Anggota Terhadap Loyalitas dan Kebersamaan "Ala" Asafa !!!

Organisasi merupakan sarana untuk sekumpulan individu yang memiliki kesamaan tujuan dan sasaran tertentu di bidang yang sesuai dengan kompetensi para anggotanya. Hal ini merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya. Dengan berorganisasi, setiap individu dapat belajar untuk mengutamakan kepentingan organisasi dari pada kepentingan pribadi mereka sehingga proses pembentukan karakter dari lingkungan organisasi ini sangat mempengaruhi keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh anggota dari suatu organisasi.
Hal yang sangat penting dan fundamental di dalam sebuah organisasi adalah LOYALITAS dan KEBERSAMAAN dari setiap anggota dan pimpinannya yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi mengingat adanya berbagai tantangan yang seringkali dialami oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya loyalitas dan kebersamaan, maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik bahkan terkadang tidak akan mampu bertahan apabila di dalamnya tidak diterapkan sikap loyal dan kebersamaan dengan baik.

Hal ini dapat dikatakan sebagai kesetiaan terhadap organisasinya. Apabila para anggota organisasi memiliki kesetiaan / loyalitas terhadap organisasinya, maka ia akan merasa memiliki kesadaran akan kewajiban untuk menggunakan semua fasilitas, kemampuan serta sumber daya yang dimilikinya demi kemajuan organisasinya. Semua itu dapat terlihat dari para anggota organisasi yang selalu mentaati peraturan atau kesepakatan yang telah ditentukan baik tertulis maupun lisan. Ia akan mendukung setiap program kerja organisasi yang telah dijalankan dan akan mengerjakan bagiannya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Tentunya terkadang memerlukan pengorbanan baik secara materi maupun waktu yang seringkali tidak dapat diterima oleh mereka yang tidak memiliki kesetiaan / loyalitas terhadap organisasinya.

Disamping loyalitas, di dalam berorganisasi juga memerlukan sebuah KEBERSAMAAN, dimana dapat diartikan sebagai semangat kesatuan, sehati, sepikir dan sepenanggungan dalam menjalankan aktivitas organisasi. Akan tetapi terkadang di dalam melaksanakan program kerja organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem / metode dalam mengerjakan bagiannya sehingga hal ini membuat kemajuan dan perkembangan organisasi menjadi terhambat. Keinginan-keinginan untuk emanfaatkan keadaan dan fasilitas yang dimiliki sebuah organisasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang anggota organisasi. Semua itu banyak ditemukan di berbagai bidang pekerjaan yang mengharuskan pimpinan organisasi untuk melakukan kegiatan pencegahan secara kooperatif sebagai berikut :

1.  Pemberian pengetahuan tentang organisasi dan kepemimpinan melalui seminar / workshop dengan menghadirkan nara sumber yang sesuai dengan bidang organisasi,
2.  Memberikan informasi tentang sejarah pendirian organisasi,
3.  Menjadi teladan bagi bawahan dalam hal sikap berjiwa besar, menghargai kiritik dan saran yang membangun demi kemajuan organisasi.
 
Proses pembentukan Loyalitas
       Berbicara loyalitas maka perlu dipahami dulu arti/ definisi loyalitas.  Definisi loyalitas dalam prakteknya seringkali dijabarkan dengan sangat berbeda-beda. Menurut kamus bahasa Indonesia maka pengertian loyalitas sesungguhnya merupakan kepatuhan dan kesetiaan. Selain itu Loyalitas juga bisa dikatakan setia pada sesuatu dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi seseorang merasa tidak perlu untuk mendapatkan imbalan dalam melakukan sesuatu untuk orang lain/ organisasi tempat dia meletakkan loyalitasnya. Secara etimologis kata loyalitas selain mengandung unsur kepatuhan dan kesetiaan ternyata juga mengandung banyak unsur dimana unsur-unsur tersebut saling bersinergy dalam membentuk loyalitas seseorang.

       Melihat dari arti kata diatas menunjukkan bahwa dalam loyalitas terkandung beberapa unsur diantaranya pengorbanan, kepatuhan, komitmen, ketaatan dan kesetiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya sikap loyal melalui proses yang sangat rumit karena dipengaruhi interaksi dua belah pihak. Mengacu dari pengertian loyalitas diatas dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki loyalitas jika seseorang tersebut memiliki kepatuhan dan kesetiaan terhadap organisasi/seseorang. Militer sebagai salah satu alat pertahanan negara memang sangat menjunjung tinggi loyalitas hal ini terkait dengan tugas dan peran militer dalam negara. Reformasi politik yang terjadi di Indonesia telah mendorong TNI untuk melakukan perubahan yang amat signifikan atas perannya selama ini. Perubahan itu bukan hanya secara struktural tetapi juga kultural. Salah satu perubahan kuktural yang terjadi dalam tubuh TNI adalah sikap dan perilaku perilaku sebagai akibat dari kemajuan tehnology sekarang ini. Sikap atau orang sering menyebutnya dengan attitude merupakan suatu pernyataan evaluatif baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap obyek, individu ataupun peristiwa. Hal ini mencerminkan bagaimana perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap tersebut sangat rumit karena untuk memahaminya kita harus mempertimbangkan karakteristik fundamental dari individu. Sikap memiliki tiga komponen yaitu kesadaran (cognitif component), perasaan (afektif component) dan perilaku ( behavioral component).

Adapun proses pembentukan loyalitas menurut Oliver (1997:392) melalui empat tahapan yaitu :
1. Cognitive Loyalty ( Kesediaan berdasarkan kesadaran )
2. Affective Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan pengaruh )
3. Conative Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan komitmen )
4. Action Loyalty ( Kesetiaan dalam bentuk tindakan )
 
            Setiap anggota harus mengetahui bahwa empat poin tersebut harus benar-benar di aplikasikan, dan perlu diingat kebanyakan anggota setelah berproses didalam organisasi dan mereka merasa pintar tapi dalam poin ke-4 jarang sekali dilakukan oleh setiap anggota.
            Entah kenapa didalam diri manusia selalu mempunyai sifat seperti itu, apakah harus ada materi tentang “Loyalitas dan Kebersamaan”. Kemudian benar-benar ditekankan “dalam tanda kuti”  setiap anggota tidak merasa terbebani dengan sangat berat.

Catatan kaki
         Banyak sekali organisasi dari luar terlihat tentram dan terlihat sangat berjaya, tapi secara hakikatnya masih banyak yang belum mengaplikasikan tentang “Loyalitas dan Kebersamaan”. entah mereka tidak suka ? Tidak nyaman dalam kepemimpinannya ?  dan apakah memang sangat meremehkan kepemimpinannya ? !!!

Sebuah Tafsilan dari Penulis !, Ingat !!! bukan Tafsir !

Hanya ada 2 ( Dua ) yakni :
1. Karena memang seorang pemimpin tidak mau mencari tau kondisi anggota yang sebenarnya.
2. Karena memang anggota kurang mengerti, mengabdi, dan karena tidak terlalu peduli terhadap      organisasi.

Semoga dengan adanya artikel ini semua orang yang memasuki organisasi dan mau berproses dengan sungguhan, benar-benar sadar akan pentingnya sebuah “Loyalitas dan Kebersamaan” demi kepentingan masyarakat yang nantinya akan kembali kepada diri sendiri.

Selasa, 25 April 2017

MEMBUTUHKAN PEMIMPIN BARU DALAM MENG-UPGRADE ORGANISASI

Kenapa !
Apa Permasalahannya  !
Dimana akar permasalahannya !
Siapa yang akan menggantikan !
Kapan pergantian bisa di lakukan !
Dan Bagaimana kondisi organisasi setelah pemimpinnya diganti !

            Yah ! sekarang ini memang membutuhkan tenaga baru dalam pemikiran dan pembaharuan untuk oraganisasi ini, sudah dua tahun pemimpinnya terlalu monoton dalam bekerja, pantaskah pemimpin seperti dia ! Apa sih yang di lakukan selama ini dalam mempertahankan dan mengembangkan organisasi ini ! terasa hambarnya hidup didalam organisasi yang penuh basa-basi, tidak jelas arahnya kemana, dan tidak jelas pula dalam sikap yang di ambilnya.

            Selama ini banyak masalah-masalah yang di timpakan kepada organisasi ini, itu gara-gara siapa ! padahal sebelumnya organisasi ini sangat tentram dalam mempertahankan dan mengembangkan organisasi, tapi sekarang malah amburadul, tidak disangka ternyata yang di pilih masyarakat sangat tidak layak dalam memimpin organisasi, apa alasannya jika masyarakat salah memimpin organisasi !

            Begini ! Semua organisasi dalam memilih pemimpin tentu ada tolak ukur dalam memilih pemimpin yang benar-benar layak dalam menanganinya, anggota yang banyak berinteraksi / banyak berpengaruh dalam mau mengorbankan pikiran dan tenaganya untuk organisasi itulah anggota yang cocok jadi pengganti pemimpin sebelumnya, semua organisasi akan ada MUSMA  (musyawaroh bersama) apabila akan megadakan pergantian pemimpin yang artinya memusyawarohkan patokan organisasinya yakni AD/ART untuk di buat pedoman organisasi agar gerak-geriknya dalam menjalankan organisasi tidak keluar dari batas-batas yang telah di tentukan oleh organisasi.

            Akar masalah dari organisasi tentunya ada pada pemimpinnya, semua kinerja anggota yang berhubungan dengan organisasinya pasti tidak luput dari pemimpinnya dan pemimpin itulah menjadi tanggung jawab utama dalam menangani masalah dan berfikir untuk mempertahankan dan mengembangkan organisasi, Jadi para sahabat yang di muliakan ALLAH ! akar permasalahan organisasi ada pada pemimpin, walaupun bukan pemimpinnya yang melakukan kesalahan tapi yang namanya permasalahan selagi ada dalam ruang lingkup organisasi ini, pasti pemimpinnya yang disalahkan.
           
         Ma’asrol muslimin rohimahumulloh, dalam semua organisasi internal yang ada di kampus khususnya UNIM, contohnya BEM UNIVERSITAS, BEM FAKULTAS, sebelahnya lagi ada Unit kegiatan mahasiswa, dan bawahnya lagi ada HIMAPRODI, semua itu dalam masa periode hanya 1 tahun dalam mengemban jabatan, kalaupun ada yang 2 periode maka masa kepemimpinan di organisasi tersebut tidak efektif, dan program kerjanya tidak seindah dan tidak sesukses tahun kemaren “jarene tiang-tiang” maka sudah jelaslah alasan dari artikel ini.

            Untuk menggantikan kepemimpinan sebelumnya harus benar-benar di telaah lebih jauh, lebih di mengerti tentang historis dari anggota yang akan di pilih untuk memimpin organisasi ini, seberapa besar dedikasi dan keloyalitasan anggota kepada organisasi ini yang benar-benar akan di pilih, masyarakat yang berintelektual adalah mampu menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam menentukan siapa pemimpin yang tepat bagi organisasi ini, siapa yang tepat untuk membaharui organisasi ini dan mampu mengindahkan organisasi ini dari pada pemimpin sebelumnya.

           Pergantian pemimpin harus dilakukan segera maksimal setelah hari raya idhul fitri akhir agustus harus jelas siapa pemimpin yang menggantikan, artinya sudah melaksanakan MUSMA (musyawaroh bersama) lebih cepat lebih matang dalam mengembangkan organisasi untuk membuat pembaharuan dalam mengembangkan minat dan bakat bagi masyarakat kampus internal ( UNIM ) sudah waktunya organisasi ini menyebar luaskan kepada masyarakat internasional

            Apabila semua anggota sudah benar-benar mau mengorbankan tenaga dan fikiran untuk  menentukan siapa pemimpin yang akan di pilih nanti maka harus ada MUSMA membedah patokan organisasi  yakni AD/ART dan semua pikiran anggota harus di tuangkan disitu, semua unek-uneknya harus di tuangkan disitu supaya patokan yang selama ini kita sepakati benar-benar jelas untuk organisasi

Wallohul muwafiq ila aqwamittoriq

Ditetapkan di  :  gedung Andalusia lantai 1 ruang bem u UNIM
            Pukul   : 18:21 WIB
 


  

         Pimpinan Penulis Artikel                                                     Sekretaris Penulis Arikel

                               

                                              Enj.com.id.yppsm                                             McR.com.id.asafa



Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh….!